Selasa, 08 Maret 2016

Air mata perjuangan

Oleh: bung dayat mbojo

Keriput wajah mu mengalirkan seduh dipelepah pipi manisku, urai rambut panjangmu yang beruban menandakan dirimu, dulu adalah bunga desa yang mekar, kini semua berubah seiring berjalannya waktu dan usiamu. Kau ditakdirkan sebagai seorang malaikat tak bersayap yang melindungi kami dengan pelukan manis perjuanganmu ibu, yang mampu menghangatkan dikala kami merasa sedih dan mampu memberikan warna hidup dikala kami merasa pasrah, menghadapi kehidupan yang penuh dengan cobaan ini. Tetuah mu terus engkau ingatkan kepada anak-anakmu sebagai lampu penerang dalam kaki dan mata kami berpijak dibumi yang penuh dengan tabir kegelapan, yang menyimpan kesamar-samaran tekateki yang dibingkai dalam cerita kedamaian, padahal jika kita membuka mata hati banyak misteri yang penuh dengan kepalsuan.
Sandaranmu kini tak lagi kunikmati seperti masa kecilku dulu, hangat pundak dan belaian mu semuanya tinggal bingkai cerita masa kecil yang menyenangkan. Waktu dan ruang telah memisahkan kita sementara waktu tapi ingatlah ibu, anakmu disini berpijak ditanah rantauan kota daeng selalu merindukan, omelan manismu yang kadang kala pribadi liarku sedikit menyimpan kemarahan dan kejengkelan, disinilah aku tau diri bahwa sebenarnya apa yang kau ajarkan adalah suatu hal yang sangat berharga, yang tak mampu aku dapatkan dalam perjalanku dikota rantauan ini. Tetesan keringatmu disana adalah spirit perjuanganku sini, dikala jiwa dan ragaku terpuruk juga pasrah dala meniti hidup ini kaupun hadir lewat suara dan tetuah tampa menuntut lebih dari hasil perjuangan mu yang sekarang dengan sombongnya aku nikmati.
Air mata perjuangan mu, kini mengalir deras dan menjelma membentuk karakter perjuangku menggebu , dikala aku melihat masih banyaknya orang-orang yang meniti harapan besar pada penguasa hari ini namun, apalah daya semua janji-janji manis mereka sewaktu pemilu kini hanyalah slogan-slogan yang penuh dengan onani belakang. Tapi ingatlah satu pesan dari kami wahai penguasa yang berwatak pengisap, kami dilahirkan dari rahim petani, nelayan dan buru kasar lain , kami datang mengabdikan diri demi sebuah ikrar pada pendiri bangsa ini, bahwa kemerdekaan bukan hanya disuarakan dikantor-kantor mewah dan dinikmati oleh sebagian kepala manusia saja, tetapi roh kemerdekaan adalah hak semua kepala yang meniti hidup di ibu pertiwi ini, anak negeri dinegeri ini masih banyak yang tidak menikmati hasil perjuanga para leluhur, tetapi kenapa engkau dengan sombongnya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap para pemilik modal asing.
Sadarlah wahai kawan-kawanku kita hidup atas dasar tetesan air mata dan keringat perjuang rahim buruh, apakah kita selalu menutup mata karna pa yang semua kita nikmati sudah terpenuhi sehingga membentuk karakter yang apatis. Tidak kawanku, karna kupikir ini bukanlah tolak ukur untuk melupan napas perjuangan, karna jika kita menengok kebelakang perjuangan para leluhur kita dalam meraih kemerdekaan dihadapkan dengan meriam dan timah-timah panas kaum penjajah, kurasa hari ini kurasa kita di untungkan UU dinegeri kita memberiakan jalan kepada semua masyarakat di indonesia untuk meneriakan setiap kejanggalan yang ada ditingkatan regulasi penguasa. Apalagi yang kita tunggu apakah menunggu dulu negeri mu dikencingi atau kau menunggu dulu rakyatmu mejadi arang-arang hitam yang dibakar diatas hasil alam untuk dsinikmati oleh bangsa-bangsa biadap yang berwatakkan penjajah.
Restu air mata perjuanganmu adalah risalah langkah dan teriakan dalam massa aksi  menyeruakan kemerdekaan, tampa lagi dikekang oleh regulasi yang tidak pro terhadap rakyat miskin juga tertindas, sadarlah para irlander-irlander negeri ini kau dilahirkan di inu pertiwi yang mencintai kemakmuran juga kedamaian. Kenapa engkau bak seperti para penjajah bermata sipit juga seperti si hidung merah. Kau juga adalah generasi yang diharapkan untuk memperbaiki tatanan negeri ini namun apalah daya, kau dilupakan dengan kesenangan materi yang diberikan oleh para pemodal asing, kuyakin dalam hati kecil kalian pasti menyimpan kesedihan dikala orang yang berkulit eksotis indonesia mengeluarakan keringat darah diegeri ini padahal kita adalah bangsa yang kaya akan sumber daya alam. Sadarlah para penguasa yang bersifat irlander negeri ini menunggu uluran tangan dingin kalian sudah terlalu lama tangisan penghuni pertiwi ini meneteskan air mata.
Marilah kawan-kawanku semua, satukan barisan dalam membentuk benteng perjuangan yang kokoh,  guna kembalikan roh kemerdekaan yang kita cita-citakan secara bersama. Restu air mata perjuangan telah kita dapatkan, tinggal kita perkuat konsep dan wilayah gerakan insaAllah kemerdekaan bisa kita raih. Kunci dalam perjuangan kita harus kedepankan asas kerakyatan yang bervisi kemerdekaan itu adalah modal dalam perjuangan kawan-kawanku.

Salam panjang umur pergerakannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.