Selasa, 16 Agustus 2016

Alampun Cemburu


Oleh: Bung Dayat Mbojo
Perjalanan kisahku kini semakin jauh sejauh pandangan dilaut lepas antara bima dan Makassar jika dipandang diatas kapal tilong kabila, bunyi desiran ombak menghantam besi tua yang terapung melaju jauh melewati selat yang memisahkan jarak antara kita, kini ku merindu dan menghayal apakah kau disana mengingatku, mengingat masa indah yang kita lewati dibukit samata bercanda dan berceloteh sambil bergurau tentang masa depan hubungan kita. Tak terasa kasih dentikan-dentikan suaramu ternyata mampu menjinakkan hatiku untuk tidak berpaling kepada wanita lain, kau mampu hadir dikala ku merasa dunia sudah tidak bersahabat denganku hadir dengan nasehat keIbuanMU sungguh menaruh harapan baru dalam jejak langkahku.
Cintaku sederhana tapi penafsiran perasaanku dalam-sedalam lautan selat Makassar, kini ku sadar kau yang dulunya gadis bugis cuek yang bercakap bak pemeran sinetron antagonis ternyata auramu mampu melebur bersama diriku. Janji-janji yang kita ikrarkan akan dimintai pertanggung jawaban dari sang maha cinta. Kutakbisa melelapkan mata ini disepanjang malam tampa ku bayangkan senyuman riangmu dalam ketiadaanmu saat ini, cepatlah datang kasih kuselalu merindu dalam setiap dinginnya malam, sunyi sepih melanda masih mampu kutahan tetapi sejenak tidak membayangkanmu itu yang sulit.
Rasa yang kita bangun adalah komitmen yang kita pegang yang nantinya kita leburkan dalam ikatan yang halal, kisah romeo dan Juliet itu hanyalah pengantar bunga tidur tetapi kisah kita adalah kisah perjuangan insan manusia yang memahami konsep perbedaan, bukankah perbedaan itu keindahan seperti pelangi yang turun dikala gerimisnya hujan dibukit gunung bawakaraeng dengan sejuta pesonanya. Ingat kasih, saya bukanlah lelaki yang pandai bermain mata seperti tokoh pendiri bangsa yaitu bapak bung karno yang mempunyai banyak srikandi di sekelilingnya tetapi saya adalah sosok laki-laki tangguh nan bertanggung jawab yang datang dari ufuk timurnya Mbojo (Bima) yang memiliki kepribadian kelokaan yang bersahaja.
Untaian kata-kataku bukan syair para pujangga yang pandai menyairkan bait-bait suci cinta yang membuat kaula muda terkesimak dalam untaian katanya, tetapi ini representasi hati dikala mengingat masa bersamamu. Jarak antara kau dan aku hanya sementara sebab ion-ion rindu selalu mengirimkan sinyal dirimu dan diriku dikala kita dibatasi oleh ruang yang jauh. Kita remuk kembali kebersamaan ini dan biarkan alam dan isinya cemburu melihat kisah cinta suci yang kita rangkai.

Salam rindu untukku semoga bait cintaku mampu menggoyahkan dirimu dikejauhan…………………………… merajuk kasih bersamamu adalah anugrah yang diberikan oleh maha cinta untukku…………………………………………………………………………… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar