Senin, 11 Januari 2016

Generasi Telanjang Identitas


Oleh: Bung Dayat Mbojo
Telanjang disini adalah sebuah perumpamaan yang sangat tepat, untuk sebuah identitas kita, karna kupikir dengan melihat banyaknya kaula muda yang miskin akan pengetahuan tentang keindonesiaan, juga bangsa kita tidak dihitung lagi sebagai bangsa yang punya lagi taring dalam menolak setiap tawaran manis dari Negara luar yang ingin menanamkan modalnya, belum lagi kita ditelanjangi dengan gaya hidup mereka yang sebenarnya budaya kita menolak, kita ketahui bersama bahwasanya, kandungan nilai moralitas yang lahir dari sebauh kearifan local syarat akan nilai, tetapi apa yang terjadi sekarang seakan-akan kita ditelanjangi dan kemudian menawarkan identitas baru yang bebas akan nilai moral dan filosofis. Mungkin saja dengan beberapa subjektifitas yang kemudian ku uraiankan nanti dapat mengokohkan kembali nilai-nilai kehidupan yang bersifat ke-Indonesiaan bangat. Karna ingat kita adalah bangsa yang sebenarnya, bangsa yang diperhitungkan melihat dari beberapa sector diantaranya sumber daya alam, budaya, politik dan keamanan. Dalam beberapa contoh ini saja saya kira tetap bisa menjadi Negara yang tidak lagi ditelanjangi identitasnya.
Dua (2) kata yang saya kumandangkan dalam tulisan ini adalah Resah dan kusut semua cerita tentang generasi adalah harapan bangsa, cerita penuh dengan kekosongan ini membuat telingaku bising. Aku lebih baik tuli dan buta, daripada panca indra ini merasakan keresahan, ketika melihat kaula muda yang terobsesi ingin mengikuti gaya hidup artis korea maupun sejenisnya. Apalah jadinya negeriku jika dipenuhi dengan generasi yang penuh kekosongan mengenai identitas bangsanya sendiri yang menjadi cikal bakal identitas hidupnya, mereka pula lebih asyik beronani dengan kebiasan-kebiasan yang tak bernilai. Ketelanjangan pengetahuan anak bangsa hari ini, dikarenakan pendidikan yang diselenggarakan sekarang, bukanlah lagi sebagai suatu patron jalan untuk membebaskan lagi anak didik dari kebodohan, tetapi penanaman kebohongan dalam dunia pendidikan sudah memang didesain oleh ahli pakar kurikulum untuk menyusun pola pembelajaran, yang bermuatan pada dunia capital dan ending akhir dari ini semua membuat para generasi bangsa, menjadi ciutt dan kosong akan esensi dasar mengenai pendidikan yang sebenarnya.
Langit dan lautan negri ku mulai resah, akan semua kepalsuan semua ini mulai dari: pendidikan yang didesain untuk mengokohkan para pemodal juga budaya bangsa telah bermetamorfosis menjadi sampul untuk menarik para pemodal asing untuk datang menanamkan modal diindonesia, pola sampul budaya seperti ini hanyalah kamuflase tarian dan sambutan untuk elit yang datang. Esensi pendidikan hilang dan makna yang terkandung dalam budaya kita dijadikan sebuah kehormatan untuk menghormati mereka semua. Aku bergumang lucu yaaaaa negri sekaya dan sebesar ini tunduk dan patut, kalau bahasa awamnya saya dari kampung biasa sering ku sebut dengan sebutan negeri tampa roh hanya jiwanya saja digerakkan bak seperti robot buatan amerika yang digerakkan dengan program yang telah diatur, kayaknya tidak beda jauh juga dengan bangsa ku  yang digerakkan oleh lingkaran kapitalisme internasional dengan gaya jajahan barunya melalui pendidikan dan ekonominya.
Hay kau genersi muda, apa yang kau pikirkan, sehingga kau mau ditindas dan di jajah jiwa dan pikiranmu ditanah para tetuah mu, jikalau hidup kita ditakdirkan menjadi babu dinegri sendiri, maka sama hal kita berjalan telanjang dengan kulit yang keriput penuh dengan kotoran-kotoran hasil metabolisme pemilik modal, mereka bercerita tentang tololnya kalian penguasa dan rakyat indonesia, kok kami disambut dengan tarian-tarian budaya yang syarat akan nilai budaya filosofis negeri, yang penuh pemaknaan mendalam juga disambut dengan karpet merah padahal kalian tau kami ingin melakukan eksploitasi, ekspansi dan akumulasi dinegrimu, yang sudah jelas merugikan bangsa mu, lebih lucunya lagi para penguasa negri mu membuatkan lagi regulasi yang mengokohkan dan melegalkan rantai penanaman modal kami kuat. Hehehheheh lucu ya indonesia kita penuh dengan romantika yang membingungkan sudah tau merugikan ehhhhhh malah senang mungkin belum pernah lihat mobil-mobil besar perusahaan yang unik dengan roda 10 atau mungkin juga senang ada orang asing berada dinegri ini karna bosan lihat pribumi yang dianggap biasa saja, kalau begini ceritanya aku lebih baik mati karena melawan dari pada mati berlahan melihat segala kebohongan ini. Generasi telanjang patut menjadi identitas kita sekarang, karena kita hanya diam membisu ditengah bangsa dilanda ketelanjangan yang ditelanjagi identitas dan roh oleh bangsa penjajah. Ini semua sama halnya dengan orang gila, yang tidak memakai baju tampa tau apa yang mereka lakukan dengan keterbasan pengetahuan dan telah hilang pula akal sehatnya, saya kira lebih hina kayaknya kita dari pada orang gila karna mereka tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi, tetapi kita yang dibekali dengan pengetahuan dan ilmu juga keadaan okjektif bangsa mu yang sudah jelas, kita hanya menonton, malahan kita kayaknya yang lebih dari telanjang, ehhhhhhhh maaf ya aku bergumang seperti orang yang tidak berpendidikan mungkin ini juga efek dari pendidikan yang tidak jelas arahnya, karena pendidikan di indonesia sekarang hanya mengutamakan persoalan pasar saja, maka saya mengibaratkan generasi tanpa roh kebangsaan, saya kira ini mewakili dari judul artikel ini generasi telanjang identitas.
Luapan rasa kekesalan ku memuncak, dikala seorang pemuda indonesia yang lupa akan sejarah-sejarah penting bangsa, diantarnya hari peringatan sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 oktober 2015 kemarin, mereka lebih asyik membincangkan masalah seputar gaya hidup saja, beberapa kali kami dari aliansi mahasiswa uin alauddin melakukan konsoludasi ditiap fakultas banyak tanggapan mirin yang kami dengar ‘apaji diperingati hari sumpah pemuda, kayak ndak ada kerjaan yang lain lebih baik ciptakan ekonomi kreatif ajak teman-teman mu berusaha, ndak usah refleksi kembali mengenai perjuangan pemuda karna sekarang kita hidup dibawah system yang mewajibkan pada ketertundukan’. Dinamika yang ada pada jiwa pemuda yang beginilah yang dimaksud dengan telanjang identitas, karna persoalan sosial dikesampingkan mereka lebih mengutamakan kesejahteraan kelompok dan individu masing-masing. Tidaklah salah kemudian bahwa pemuda harus kreatif dalam membuka peluang kerja, tetapi ingat juga bahwa bangsa indonesia merdeka lahir atas dasar perjuangan, jadi alangkah indah dan pogresifnya momentum seperti hari sumpah pemuda misalnya, kita jadikan sebagai semangat dalam perjuangan ditengah bangsa ini, menagis akan segala dinamika dan konstalasi yang tidak memihak lagi kepada rakyat, jadi roh pemuda harus memiliki pondasi identitas yang kuat sebagai spirit perjuangan dengan memperinngati setiap momentum sejarah sebagai pembakar semangat dalam menciptakan tatanan negeri yang lebih baik, bukan sekedar kita bisa mandiri hanya dalam komunal kecil tetapi restorasi perubahan dalam komunal yang menyeluruh itu yang utama, sehingga nantinya kita tidak lagi mengenal anak muda yang buta identitas bangsanya.
Terlena dan tertipu itulah keadaan generasi bangsa ini sekarang, seakan mereka menciptakaan dunia baru dalam genggamannya, jemari dan logikanya menari diatas alat modern yang didesain se-praktis mungkin sehingga sifat hedonisme dan apatisme tertanam kuat bak seperti pt. frieport ditanah papua berdiri kokoh dengan hasil yang melimpah, dieksploitasi seluas mungkin sehingga suku amugmepun dipindahkan tempat tinggalnya, bahkan tidak jarang juga mereka dibunuh jikalau ada yamg mempertahankan tanah adatnya, begitu pulahlah kaum muda sekarang dieksploitasi dengan kekaguman terhadap alat-alat canggih mereka tidak tau bahwa sebenarnanya mereka sedang dibuat bak seperti pt. frieport. Kupikir begini apa pantas ndak, kemajuan dan keberadaban semuanya harus diamini dengan lapang dada tampa ada beberapa pertimbangan yang sehat, kita bukan dilahirkan untuk menjadi manusia yang patut dan tunduk pada semua hal, pembekalan akal yang diberkati tuhan itu jelas, agar pertimbangan-pertimbangan itu bisa kita lakukan secara adil dan bijak Seharusnya, kita harus mengkaji setiap kemajuan yang ada, sehingga kita tidak dinina bobokan dengan program-program canggih. Buka lah matamu dan bukalah telinga mu kawan-kawan muda, sesungguh kita memiliki potensi untuk menciptakan tatanan negeri yang yang terhormat bapak proklamator kita pernah tercatat dalam sejarah, bahwa dia pernah menyatakan sikap pada dunia dengan membentuk Negara non blok pada saat perang dingin antara sekutu dari blog barat dan uni soviet dari blog timur. Ini membuktikan kita mempunyai power yang kuat untuk membentuk Negara yang kuat tampa ada intervensi Negara lain yang mencoba menelanjangi bangsa kita secara terus menerus, kehormatan suatu Negara tolak ukur utamanya adalah dia diperhitungkan taring dalam aspek: pendidikan yang maju, mampu menciptakan ekonomi kerakyatan, menjaga kestabilan Negara dari sector pertahanan Negara, maju secara politik dan kuat secara hokum juga ketegasan pemimpin dalam menyatakan sikap untuk tidak menerima lagi para investor untuk menanamkan lagi modalnya di indonesia, saya kira kita bisa melakukan semua itu, karna kita mempunyai power yang kuat untuk menyatakan kami tidak ingin identitas bangsaku ditelanjagi lagi, kami adalah generasi yang melawan.
Sudah terlalu sabar, segala sumber daya alam dan sumber daya manusia kita ditelanjangi sehingga marwah dan kehormatan bangsa kita tidak diperhitungkan lagi, sedih rasanya jikalau kita merenung bangsa yang diperjuangkan dengan darah bermodalkan tekad dan bambu runcing, sekarang seakan-akan dikencingi, luar biasa. lucunya lagi generasinya tidak mau tau persoalan bangsanya. Apa maumu, kau sudah enak menikmati bangsa yang merdeka baru kontribusi tidak ada yang kau berikan untuk menjaga bangsa ini agar tetap terhormat dimata Negara lain, bukan terhormat karena kita membuka ruang kerja sam antar Negara tetapi kehormatan atas kuat generasi muda memahami kondisi dan menjaga alam, budaya yang dimiliki. Generasi telajang identitas harus kita hilangkan mulai hari ini. Kasian para pendiri bangsa dan para pejuang kita kawan-kawan muda, yang rela mati demi mencita-citakan kemaslahatan secara ekonomi mandiri dan kokoh secara kehormatan bangsa.
Tidak ada kata terlambat untuk berubah, bangsa kita menaruh harapan yang besar pada kita selaku generasi muda, untuk sekarang ku pikir hal yang paling mendasar untuk menciptakan tatanan negri yang kembali kepada taring awal generasi mudanya harus memahami sosial budayanya baru berpikir bagaimana untuk mempertahankan kedua aspek itu.perspektif  sederhanaku kita menolak budaya timur dan barat dengan aliran budaya dan gaya hiduonya ku kira banyak yang tidak cocok, karan kita punya identitas bangsa yang utuh untuk kita teladani dan dijadikan identitas hidup, kukira ini semua kaula muda harus jeli dalam mengkosumsi setiap peradaban yang ditawarkan. Indonesia adalah harga mati untuk kita pertahankan kerhormatanya marilah kita bersatu padu terkhusus generasi muda selaku penerus bangsa jangan sampai generasi penerus bangsa yang memimpin bangsa kelak, memiliki identitas generasi telanjang kan lucu juga. Marilah berpegangan tangan untuk menolak setiap instrument yang mengatas namakan peradaban jangan sampai ini semua berakumulasi menjadi cikal bakal bangsa yang lemah. Positivifisme tetap kita kedepan untuk mempertankan eksitensi Negara yang punya identitas kehormatan, itu semua harga mati. Ubah pola pikir kita yang akan mewakili perbuatan pula bahwa identitas jelek ini harus kita retas dengan langkah: memahami budaya dan sosial bangsa ini. Tetap komitmen dalam menunjukan perjuangan untuk bangsa kita yang lebih terhormat kawan-kawan mudaku.salam hangat dari kota daeng



Tidak ada komentar:

Posting Komentar