Oleh:
Bung Dayat Mbojo
Telanjang disini
adalah sebuah perumpamaan yang sangat tepat, untuk sebuah identitas kita, karna
kupikir dengan melihat banyaknya kaula muda yang miskin akan pengetahuan
tentang keindonesiaan, juga bangsa kita tidak dihitung lagi sebagai bangsa yang
punya lagi taring dalam menolak setiap tawaran manis dari Negara luar yang
ingin menanamkan modalnya, belum lagi kita ditelanjangi dengan gaya hidup
mereka yang sebenarnya budaya kita menolak, kita ketahui bersama bahwasanya,
kandungan nilai moralitas yang lahir dari sebauh kearifan local syarat akan
nilai, tetapi apa yang terjadi sekarang seakan-akan kita ditelanjangi dan
kemudian menawarkan identitas baru yang bebas akan nilai moral dan filosofis.
Mungkin saja dengan beberapa subjektifitas yang kemudian ku uraiankan nanti
dapat mengokohkan kembali nilai-nilai kehidupan yang bersifat ke-Indonesiaan
bangat. Karna ingat kita adalah bangsa yang sebenarnya, bangsa yang
diperhitungkan melihat dari beberapa sector diantaranya sumber daya alam,
budaya, politik dan keamanan. Dalam beberapa contoh ini saja saya kira tetap
bisa menjadi Negara yang tidak lagi ditelanjangi identitasnya.
Dua
(2) kata yang saya kumandangkan dalam tulisan ini adalah Resah dan kusut semua
cerita tentang generasi adalah harapan bangsa, cerita penuh dengan kekosongan
ini membuat telingaku bising. Aku lebih baik tuli dan buta, daripada panca
indra ini merasakan keresahan, ketika melihat kaula muda yang terobsesi ingin
mengikuti gaya hidup artis korea maupun sejenisnya. Apalah jadinya negeriku
jika dipenuhi dengan generasi yang penuh kekosongan mengenai identitas
bangsanya sendiri yang menjadi cikal bakal identitas hidupnya, mereka pula
lebih asyik beronani dengan kebiasan-kebiasan yang tak bernilai. Ketelanjangan
pengetahuan anak bangsa hari ini, dikarenakan pendidikan yang diselenggarakan
sekarang, bukanlah lagi sebagai suatu patron jalan untuk membebaskan lagi anak
didik dari kebodohan, tetapi penanaman kebohongan dalam dunia pendidikan sudah
memang didesain oleh ahli pakar kurikulum untuk menyusun pola pembelajaran,
yang bermuatan pada dunia capital dan ending akhir dari ini semua membuat para
generasi bangsa, menjadi ciutt dan kosong akan esensi dasar mengenai pendidikan
yang sebenarnya.
Langit
dan lautan negri ku mulai resah, akan semua kepalsuan semua ini mulai dari:
pendidikan yang didesain untuk mengokohkan para pemodal juga budaya bangsa
telah bermetamorfosis menjadi sampul untuk menarik para pemodal asing untuk
datang menanamkan modal diindonesia, pola sampul budaya seperti ini hanyalah
kamuflase tarian dan sambutan untuk elit yang datang. Esensi pendidikan hilang
dan makna yang terkandung dalam budaya kita dijadikan sebuah kehormatan untuk
menghormati mereka semua. Aku bergumang lucu yaaaaa negri sekaya dan sebesar
ini tunduk dan patut, kalau bahasa awamnya saya dari kampung biasa sering ku
sebut dengan sebutan negeri tampa roh hanya jiwanya saja digerakkan bak seperti
robot buatan amerika yang digerakkan dengan program yang telah diatur, kayaknya
tidak beda jauh juga dengan bangsa ku
yang digerakkan oleh lingkaran kapitalisme internasional dengan gaya
jajahan barunya melalui pendidikan dan ekonominya.
Hay
kau genersi muda, apa yang kau pikirkan, sehingga kau mau ditindas dan di jajah
jiwa dan pikiranmu ditanah para tetuah mu, jikalau hidup kita ditakdirkan
menjadi babu dinegri sendiri, maka sama hal kita berjalan telanjang dengan
kulit yang keriput penuh dengan kotoran-kotoran hasil metabolisme pemilik modal,
mereka bercerita tentang tololnya kalian penguasa dan rakyat indonesia, kok
kami disambut dengan tarian-tarian budaya yang syarat akan nilai budaya
filosofis negeri, yang penuh pemaknaan mendalam juga disambut dengan karpet
merah padahal kalian tau kami ingin melakukan eksploitasi, ekspansi dan
akumulasi dinegrimu, yang sudah jelas merugikan bangsa mu, lebih lucunya lagi
para penguasa negri mu membuatkan lagi regulasi yang mengokohkan dan melegalkan
rantai penanaman modal kami kuat. Hehehheheh lucu ya indonesia kita penuh
dengan romantika yang membingungkan sudah tau merugikan ehhhhhh malah senang
mungkin belum pernah lihat mobil-mobil besar perusahaan yang unik dengan roda
10 atau mungkin juga senang ada orang asing berada dinegri ini karna bosan
lihat pribumi yang dianggap biasa saja, kalau begini ceritanya aku lebih baik
mati karena melawan dari pada mati berlahan melihat segala kebohongan ini. Generasi
telanjang patut menjadi identitas kita sekarang, karena kita hanya diam membisu
ditengah bangsa dilanda ketelanjangan yang ditelanjagi identitas dan roh oleh
bangsa penjajah. Ini semua sama halnya dengan orang gila, yang tidak memakai
baju tampa tau apa yang mereka lakukan dengan keterbasan pengetahuan dan telah
hilang pula akal sehatnya, saya kira lebih hina kayaknya kita dari pada orang
gila karna mereka tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi, tetapi kita yang
dibekali dengan pengetahuan dan ilmu juga keadaan okjektif bangsa mu yang sudah
jelas, kita hanya menonton, malahan kita kayaknya yang lebih dari telanjang,
ehhhhhhhh maaf ya aku bergumang seperti orang yang tidak berpendidikan mungkin
ini juga efek dari pendidikan yang tidak jelas arahnya, karena pendidikan di
indonesia sekarang hanya mengutamakan persoalan pasar saja, maka saya
mengibaratkan generasi tanpa roh kebangsaan, saya kira ini mewakili dari judul
artikel ini generasi telanjang identitas.
Luapan
rasa kekesalan ku memuncak, dikala seorang pemuda indonesia yang lupa akan
sejarah-sejarah penting bangsa, diantarnya hari peringatan sumpah pemuda yang
jatuh pada tanggal 28 oktober 2015 kemarin, mereka lebih asyik membincangkan
masalah seputar gaya hidup saja, beberapa kali kami dari aliansi mahasiswa uin
alauddin melakukan konsoludasi ditiap fakultas banyak tanggapan mirin yang kami
dengar ‘apaji diperingati hari sumpah pemuda, kayak ndak ada kerjaan yang lain
lebih baik ciptakan ekonomi kreatif ajak teman-teman mu berusaha, ndak usah
refleksi kembali mengenai perjuangan pemuda karna sekarang kita hidup dibawah system
yang mewajibkan pada ketertundukan’. Dinamika yang ada pada jiwa pemuda yang
beginilah yang dimaksud dengan telanjang identitas, karna persoalan sosial
dikesampingkan mereka lebih mengutamakan kesejahteraan kelompok dan individu
masing-masing. Tidaklah salah kemudian bahwa pemuda harus kreatif dalam membuka
peluang kerja, tetapi ingat juga bahwa bangsa indonesia merdeka lahir atas
dasar perjuangan, jadi alangkah indah dan pogresifnya momentum seperti hari
sumpah pemuda misalnya, kita jadikan sebagai semangat dalam perjuangan ditengah
bangsa ini, menagis akan segala dinamika dan konstalasi yang tidak memihak lagi
kepada rakyat, jadi roh pemuda harus memiliki pondasi identitas yang kuat
sebagai spirit perjuangan dengan memperinngati setiap momentum sejarah sebagai
pembakar semangat dalam menciptakan tatanan negeri yang lebih baik, bukan
sekedar kita bisa mandiri hanya dalam komunal kecil tetapi restorasi perubahan
dalam komunal yang menyeluruh itu yang utama, sehingga nantinya kita tidak lagi
mengenal anak muda yang buta identitas bangsanya.
Terlena
dan tertipu itulah keadaan generasi bangsa ini sekarang, seakan mereka
menciptakaan dunia baru dalam genggamannya, jemari dan logikanya menari diatas
alat modern yang didesain se-praktis mungkin sehingga sifat hedonisme dan
apatisme tertanam kuat bak seperti pt. frieport ditanah papua berdiri kokoh
dengan hasil yang melimpah, dieksploitasi seluas mungkin sehingga suku
amugmepun dipindahkan tempat tinggalnya, bahkan tidak jarang juga mereka
dibunuh jikalau ada yamg mempertahankan tanah adatnya, begitu pulahlah kaum
muda sekarang dieksploitasi dengan kekaguman terhadap alat-alat canggih mereka
tidak tau bahwa sebenarnanya mereka sedang dibuat bak seperti pt. frieport.
Kupikir begini apa pantas ndak, kemajuan dan keberadaban semuanya harus diamini
dengan lapang dada tampa ada beberapa pertimbangan yang sehat, kita bukan
dilahirkan untuk menjadi manusia yang patut dan tunduk pada semua hal,
pembekalan akal yang diberkati tuhan itu jelas, agar pertimbangan-pertimbangan
itu bisa kita lakukan secara adil dan bijak Seharusnya, kita harus mengkaji
setiap kemajuan yang ada, sehingga kita tidak dinina bobokan dengan
program-program canggih. Buka lah matamu dan bukalah telinga mu kawan-kawan
muda, sesungguh kita memiliki potensi untuk menciptakan tatanan negeri yang
yang terhormat bapak proklamator kita pernah tercatat dalam sejarah, bahwa dia
pernah menyatakan sikap pada dunia dengan membentuk Negara non blok pada saat
perang dingin antara sekutu dari blog barat dan uni soviet dari blog timur. Ini
membuktikan kita mempunyai power yang kuat untuk membentuk Negara yang kuat
tampa ada intervensi Negara lain yang mencoba menelanjangi bangsa kita secara
terus menerus, kehormatan suatu Negara tolak ukur utamanya adalah dia diperhitungkan
taring dalam aspek: pendidikan yang maju, mampu menciptakan ekonomi kerakyatan,
menjaga kestabilan Negara dari sector pertahanan Negara, maju secara politik
dan kuat secara hokum juga ketegasan pemimpin dalam menyatakan sikap untuk
tidak menerima lagi para investor untuk menanamkan lagi modalnya di indonesia,
saya kira kita bisa melakukan semua itu, karna kita mempunyai power yang kuat
untuk menyatakan kami tidak ingin identitas bangsaku ditelanjagi lagi, kami
adalah generasi yang melawan.
Sudah
terlalu sabar, segala sumber daya alam dan sumber daya manusia kita
ditelanjangi sehingga marwah dan kehormatan bangsa kita tidak diperhitungkan
lagi, sedih rasanya jikalau kita merenung bangsa yang diperjuangkan dengan
darah bermodalkan tekad dan bambu runcing, sekarang seakan-akan dikencingi,
luar biasa. lucunya lagi generasinya tidak mau tau persoalan bangsanya. Apa
maumu, kau sudah enak menikmati bangsa yang merdeka baru kontribusi tidak ada
yang kau berikan untuk menjaga bangsa ini agar tetap terhormat dimata Negara
lain, bukan terhormat karena kita membuka ruang kerja sam antar Negara tetapi
kehormatan atas kuat generasi muda memahami kondisi dan menjaga alam, budaya
yang dimiliki. Generasi telajang identitas harus kita hilangkan mulai hari ini.
Kasian para pendiri bangsa dan para pejuang kita kawan-kawan muda, yang rela
mati demi mencita-citakan kemaslahatan secara ekonomi mandiri dan kokoh secara
kehormatan bangsa.
Tidak
ada kata terlambat untuk berubah, bangsa kita menaruh harapan yang besar pada
kita selaku generasi muda, untuk sekarang ku pikir hal yang paling mendasar
untuk menciptakan tatanan negri yang kembali kepada taring awal generasi
mudanya harus memahami sosial budayanya baru berpikir bagaimana untuk
mempertahankan kedua aspek itu.perspektif
sederhanaku kita menolak budaya timur dan barat dengan aliran budaya dan
gaya hiduonya ku kira banyak yang tidak cocok, karan kita punya identitas
bangsa yang utuh untuk kita teladani dan dijadikan identitas hidup, kukira ini
semua kaula muda harus jeli dalam mengkosumsi setiap peradaban yang ditawarkan.
Indonesia adalah harga mati untuk kita pertahankan kerhormatanya marilah kita
bersatu padu terkhusus generasi muda selaku penerus bangsa jangan sampai
generasi penerus bangsa yang memimpin bangsa kelak, memiliki identitas generasi
telanjang kan lucu juga. Marilah berpegangan tangan untuk menolak setiap
instrument yang mengatas namakan peradaban jangan sampai ini semua berakumulasi
menjadi cikal bakal bangsa yang lemah. Positivifisme tetap kita kedepan untuk
mempertankan eksitensi Negara yang punya identitas kehormatan, itu semua harga
mati. Ubah pola pikir kita yang akan mewakili perbuatan pula bahwa identitas
jelek ini harus kita retas dengan langkah: memahami budaya dan sosial bangsa
ini. Tetap komitmen dalam menunjukan perjuangan untuk bangsa kita yang lebih
terhormat kawan-kawan mudaku.salam hangat dari kota daeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar