Oleh: Bung Dayat Mbojo

Jika
tintaku ku ini bisa berteriak dan membentuk barisan kalimat perlawan terhadap
segala persoalan dan dinamika hidup yang ada mungkin goresan inilah yang setia
dalam garis perjuangan, miris melihat kaum muda hari ini lebih banyak
menghabiskan waktu dalam alam kesenagan mereka lupa bahwa semua itu adalah
manifestasi proses pengbungkaman yang nantinya berakumulasi menjadi sebuah
watak apatisme, hedonisme dan yang parahnya lagi berwatak aportunis jika ini
sudah ada pada setiap jiwa kaum muda yakin mentari esok yang biasanya
memancarkan sinar kedamaian dan kesejahteraan untuk mahluk yang ada nanti akan
menjadi sinar kemunafikan dan kejalimann akibat reaksi dari manusia-manusia
yang tidak atau diri pengibaratan inilah adalah sebuah desakan keras jangan
sampai alampun menghukum kita dengan segala perbuatan dan kemunafikan yang kita
tebarkan seperti kita ketahui bersama bahwasan semua mahluk penciptaan tidak
mempunyai hak untuk saling menghukumi melain sang penciptalah yang menghukumi
setiap penciptanya itulah sebuah kodrat kehidupan yang harus kita maknai.
Seiring
berjalanya waktu tak terasa kita telah mencapai pada sebuah masa yang tampa
kita sadari telah memberikan sebuah kemudahan dalam setiap kebutuhan yang kita
butuhkan dilain sisi pula ternyata dalam keadaan yang hingar binar ini juga menawarkan
konsekuen yang sangat besar pula karna setiap kemudahan yang ditawarkan
menghilangkan juga nilai yang bersifat individualistic diri pada pengakuan diri
tadi seperti yang dijabarkan diatas juga sifat sosialistik yang harus dikedepankan
karna kita dealah mahluk sosial yang memiliki rantai ketergantungan hidup,
apakah sifat yang saya jabarkan diatas masih tertaman ataukah hanya sebuah kata
identitas diri mahluk yang namanya manusia, hematku semoga kita hidup diera ini
ini bukan sebuah kebenaran argumentasi dari kausalitas pertentangan sebelum
penciptaan manusia dulunya.
Tangan
liarku terus melaju diatas kertas putih kulajukan terus goresan tintaku
sehingga pada waktunya nanti dimana tangan ini tidak mampu lagi bergerak dalam hitamnya
coretan, kesaksian tulisan inilah yang akan memberikan semangat hidup dikala
diriku menua, cukuplah aku yang mensia-siakan masa mudaku dengan keresahan dan
kebungkaman sehingga ketidak mampuanku melawan diri ku yang sedang berada dalam
cengkramanku pada wilayah pembahasaan diri kok
aku ndak seperti mereka yang memiliki banyak hal kemampuan diri dan kecukupan
yang bersifat material padahal itu semua bukan menjadi tolak ukur dia
mengabdikan diri pada umatnya sehingga harapanku pada kawan-kawan muda ini
adalah masanya kita dimana perelesasian diri ditunjukan untuk berbuat sesuatu
yang bernuansa perjuangan dalam memperjuangkan hak-hak petani, nelayan, buruh
pabrik juga kaum miskin kota lainya sehingga nantinya sejarah akan mencatat
bahwa pelopor muda dimasa ini akan menjadi instrument dikala kau muda mengalami
kegalauan seperti yang kita rasakan dalam jaman yang lebih tidak mengenal diri
dan kelompok yang hanya mengenal keuntungan diri maupun kelompok yang memainkan
lakon-lakon nantinya.
Kerisauanku
sedikit terobati dikala coretan hitam ku dibaca dan direalisasikan oleh diriku
pribadi dan kawan-kawan muda yang membaca, tulisan ku pula bukanlah suatu
goresan hasutan atau profokasi melainkan memberikan semangat perjuangan untuk
umat dan bangsa, disamping itupula juga menjadi bagian terbesar dalam suatu
bahan bacaan yang bersifat penimbangan terhadap regulasi dan dinamika hidup
yang ada, kupikir kalian adalah suatu mahluk yang memiliki pemaknaan yang cukup
dari apa yang saya goreskan makanya dengan hadirnya bait-bait ini awal dari
penyadaran diri sehingga nantinya tau diri kemudian bisa kita menempatkan diri
agar kita punya nilai diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar